Rabu, 16 Mei 2012

menuju puncak 

   kita tahu tuh di jogja ada gunung yang terkenal bahkan sampai ke seluruh penjuru dunia karena keganasannya. yak betul orang - orang mengenalnya dengan sebutan gunung merapi. gunung merapi ketinggian puncaknya 2.968 m dpl, ini data periode 2006. kaya nya sekarang sih lebih tinggi lagi, gara - gara ada kubah lava baru akibat dari letusan yang terakhir kemarin tuh yang sampai ujan abu kemana - mana.gunung merapi sendiri ini terletak di antara DIY dan jawa tengah.

      nah dikesempatan ini aku mau crita pengalamanku ketika aku bermain untuk menghabiskan waktu di hari raya kemerdekaan indonesia 17 agustus-an bersama teman - temanku adi, yoyok, wawan, dan haris. kita ber-lima ini kebetulan mempunyai pengalaman yang sedikit tentang mendaki gunung. tapi bermodal nekat dan tekad kita mencoba untuk menikmati sosok indah dibalik kengerian gunung merapi. 
               
nih penampakan gunung merapi

   tenang, cerita yang sangat seru baru akan dimulai. meski gunung merapi terletak diantara DIY dan jawa tengah namun, jalur pendakian merapi sendiri berada di jawa tengah. tepatnya di desa selo magelang sana tuh. jadi ceritanya kita berkumpul dirumah adi. dari situ kita baru berangkat menuju basecamp pendakian gunung merapi. kira - kira perjalanan yang ditempuh dengan jalur santai dan dipadati oleh arus foto - foto bisa memakan waktu 1,5 jam sampai 2 jam. singkat cerita akhirnya kita ber-5 alhamduillah selamat sampai basecamp pendakian. 


rumah adi
on the way

basecamp merapi

repacking di basecamp

  setelah kita udah sampe basecamp kita istirahat sebentar. disini kita ijin, tidak susah sih caranya, kita tinggal mengatakan kita rombongan dari mana dan berangkat ber-berapa. meski memang tidak sulit, bukannya ini juga menjadi hal yang tidak penting. kita berkoordinasi dengan para tetua setempat supaya, jaga - jaga kalau nanti terjadi hal - hal yang tidak diinginkan dalam pendakian, kita dapat memperoleh bantuan dari penjaga basecamp. tak lupa juga di basecamp ini kita makan nasi telor spesial buatan ibu basecamp untuk mengisi perut. setelah itu kita mulai packing-ulang, hal ini dilakukan untuk mengefisienkan bawa'an kita untuk pendakian. 
   sebenarnya ini bukan pendakian pertama saya ke merapi. tapi akibat terjadi hal buruk dalam pendakian sebelumnya, saya gagal melakukan perjalanan sampai puncak. pada lawatan pertama saya ke merapi, akibat persiapan yang buruk dari seorang pemula yang sok - sok an ndaki gunung, saya terkena hipotermia akibat badai dan cuaca buruk pada saat itu. beruntung meski tergolong hipotermia ringan, tapi saya masih bisa kembali lagi di waktu ini, untuk mencoba mendaki gunung merapi pasca erupsi besar 2010. akhirnya setelah merasa siap lahir batin kita pun segera memutuskan untuk melakukan perjalanan panjang pendakian menuju puncak merapi. 






   kita pun mulai berjalan menapaki jalan setapak langkah demi langkah ketika matahari dalam terik - teriknya. kita sengaja mulai berjalan ketika masih agak siang supaya nanti bisa sampai pos watu gajah ketika hari mulai agak gelap. rencana kita memang ingin bermalam dan mendirikan tenda di pos watu gajah. karena dari modal denger - denger katanya sih ada semacam goa gitu di pos watu gajah. tapi supaya menuju ke goa tersebut kita harus turun sedikit menyusuri jurang. nah, kebetulan juga ni kita berangkat pasca erupsi besar 2010 jadi selama perjalanan yang kita temui hanya debu. sebenarnya itu bukan debu lagi tapi tumpukan dari kumpulan rombongan debu yang bergorganisasi menjadi sebuah partai. jadi itu debu udah pekat tebel terbang kemana - mana. so, selama perjalanan kita selalu menggunakan masker. itu aja bulu dalem idung masih sempet jadi item - item. 
  akhirnya setelah berjalan sekitar 5 jam-an mungkin lebih, kita rombongan pemula yang agak sombong dan sok - sok an pendaki ini sampai juga di pos watu gajah. di tempat ini mulai banyak batu - batu besar. makanya juga sering disebut pos watu (batu) gajah. waktu sudah menunjukkan pukul habis maghrib, jadinya langit sudah mulai gelap. dari informasi yang kita dapatkan, maka kita segera mencari goa yang berada disekitaran jurang yang terdapat di watu gajah. setelah menyusuri semak - semak akhirnya ketemu-lah goa tersebut. karena diatas gunung tidak ada lampu stadion dan sokle jadinya sebelum terlanjur gelap banget kita segera mendirikan tenda untuk bermalam.


goa


mendirikan tenda, hari mulai gelap

   akhirnya kita pun bermalam didalam tenda agar bisa beristirahat dari serangan hawa dingin dimalam hari. bisa bayangin kalo tidur dikaliurang itu dinginnya kaya apa? ini lebih tinggi lagi tempatnya dan tidurnya diluar ruangan, bbrrrrrr. besok pagi - pagi baru melanjutkan perjalanan lagi menuju puncak. 
   pagi pun tiba, tapi dinginnya gak nahan. tidur kok dingin mau gerak kok ya kaya udah beku. rasanya tu berat banget kalo harus keluar dari tenda dan lanjut jalan lagi sampe puncak. akhirnya kita putuskan untuk bikin kopi dan popmie supaya badan agak angetan dikit. setelah badan rada angetan kita pun mulai berjalan lagi. 
   semua barang - barang yang gak perlu kita tinggal ditenda. udah gak bakalan ada maling naik gunung jadi gak usah takut ilang. tapi waspada tetap, ingat. sebelum sampai puncak ada satu tempat lagi yang disebut dengan pasar bubrah. di pasar bubrah ini tempatnya lapang luas isinya batu - batu yang sangat besar. kenapa bisa disebut pasar bubrah? konon ditempat ini ada pasarnya, tapi gak kliatan tapi ada juga yang bisa lihat. isinya apa? saya  merasa cukup tahu dari denger - denger aja gak begitu pengen juga liat sendiri. tapi intinya ni tempatnya luas dan datar. 
   akhirnya kita sampai juga di pasar bubrah. saat itu adalah hari kemerdekaan indonesia 17 agustus, jadi ada rombongan orang - orang yang memang berencana untuk upacara diatas gunung ini. kali aja dulu pada bolos waktu upacara di sekolah, jadinya sekarang pada pengen upacara di gunung. atau karena kebetulan juga, denger - denger yang pada upacara diatas gunung merapi ini di shooting bakalan masuk salah satu program bertema jalan - jalan di stasiun televisi trans 7.


ini dia, yang ada orang sama tenda - tenda keliatan kecil itu namanya pasar bubrah. keliatan kecil2 padahal itu batu - batu deket tenda ukurannya gede - gede banget.
dari pasar bubrah sampai puncak itu kira - kira masih butuh waktu 1 - 2 jam jalan.


upacara di pasar bubrah di shooting sama trans 7

 nah mulai dari sini perjalanan menjadi mengerikan, dan yang diatas itu puncak merapi. kira - kira kemiringannya bisa sampe 70 derajat lebih. curam bukan? 

   perjalanan kita berpisah disini, yoyok dan adi berpisah dengan saya, haris dan wawan. melalui jalur yang berbeda yoyok dan adi bisa sampai ke puncak. wawan tidak bisa lanjut karena sudah merasa kelelahan dan tidak kuat. saya mencoba untuk berjalan sendiri hingga atas. kalau pada belum tahu, saya ini penderita akrophobia akut yaitu, phobia ketinggian. saya mencoba melawan kondisi psikis saya yang menjadi labil karena ketinggian. saya pun mencoba berjalan sendiri dan saya bisa sampai ketinggian kira - kira setengah dari gambar ini. akibat phobia saya yang kumat ini, saya kembali lagi turun. ketika sampai dibawah lagi saya merasa rugi, oleh karena itu saya meminta haris menemani saya untuk kembali berjalan keatas. saya berusaha sekuat hati untuk bisa melawan phobia dan berusaha untuk sampai ke puncak. secara fisik saya masih mampu untuk terus berjalan, namun secara psikis saya kembali ciut. akhirnya saya terhenti lagi ketika sedikit lagi sebenarnya sampai puncak. 
   meski saya kembali ke gunung ini untuk ke-dua kalinya namun perjalanan saya kembali tidak cukup sempurna, saya tetap bermimpi untuk bisa kembali lagi ke gunung ini kelak, dan melawan rasa phobia / takut saya akan ketinggian sehingga saya bisa sampai ke puncak. 
   gunung merapi seperti 2 sisi koin yang berlawanan. disatu sisi gunung ini terkenal mengerikan, namun disisi lain memiliki keindahan yang tidak ternilai harganya. saya sudah mendaki 3 gunung namun, di gunung merapi ini saya tidak pernah berhasil sampai ke puncak. saya tidak terobsesi untuk menaklukannya, melainkan saya ingin bersahabat dengannya. dengan bersahabat dengannya, maka saya percaya sebagai teman yang baik pasti kelak merapi akan menghantarkan saya untuk bisa menuju puncaknya. 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar